SENI ARSITEKTUR MASJID SYUHADA DESA DUSUN TERUSAN KECAMATAN MARO SEBO ILIR KABUPATEN BATANG HARI
Abstract
Tulisan ini berbicara mengenai seni arsitektur masjid Syuhada di Desa Dusun Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari. Selain pola arsitektur yang unik, masjid ini juga tertua di Desa Dusun Terusan yang berdiri pada tahun 1918 dan yang lebih menarik lagi masjid As-suhada ini dibangun tepat di tepi sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera, dimana pada saat itu daerah pinggiran sungai Batang hari dahulu menjadi pusat peradaban dan sebagai jalur primadona transportasi air hingga abad ke- 20. Tulisan ini akan mendeskripsikan bagaimana sejarah masjid Syuhada di Desa Dusun Terusan, Bagaimana seni arsitektur bangunan masjid Syuhada, dan bagaimana pola desain masjid Syuhada Desa Dusun Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan masalah penelitian tersebut penulis menggunakan metode penelitian budaya, dimana penulis menggambarkan dan menceritakan apa saja yang dialami dengan mendeskripsikan dalam sebuah tulisan, mengenai seni arsitektur masjid Syuhada. Data yang diperoleh adalah hasil wawancara mendalam bertempat di Desa Dusun Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari. Masjid Syuhada adalah masjid tertua di Desa Dusun Terusan yang dibangun pada tahun 1918 kemudian di renovasi pada tahun 1933 dengan tukang kebangsaan China dari Singapore pada masa Belanda. Arsitektur masjid Syuhada ini mengalami akulturasi budaya, kebudayaan melayu bahkan dari menara dan kubah ada kemiripan dengan kubah masjid yang ada di Turki dan Persia. Mengenai pola desain, bentuk, ruang dan kubah masjid Syuhada di Desa Dusun Terusan Kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari ini secara umum adalah perwujudan rasa syukur, kepasrahan, dan penyerahan diri terhadap kebesaran Allah SWT, dan jika melihat secara keseluruhan betapa megahnya masjid ini merupakan anugrah dari Allah SWT.